Text
Kiamat Para Dukun
Dua tahun di penghujung era milenium kedua, suasana desa di pesisir pantai Banyuwangi membara, mencekam, dan menegangkan akibat pembantaian yang dilakukan oleh sejumlah penduduk terhadap dukun-dukun yang dianggap telah menebar maut. Lebih dari 125 orang tewas mengenaskan. Peristiwa tersebut membuat repot aparat keamanan akibat solidaritas yang dipahami secara keliru. Namun pembantaian itu tidak menyurutkan niat Endar Prasasti untuk mewarisi profesi dukun dari ayah angkatnya. Bahkan ia menjadi tenar karena dianggap lebih sakti sehingga para pemujanya pun datang berbondong-bondong. Kenyataan itulah yang mengkhawatirkan Wuryanti, dr. Mariatun Naimah, dan Unik. Ketiganya berusaha membujuk Endar untuk menghentikan praktik dukun. Menurutnya keputusan Endar sangat bodoh dan riskan. Endar bergeming. Ia bersikukuh madek dukun karena keun-tungan materi yang sangat menggiurkan. Endar telah mengambil keputusan, baginya pantang menjilat ludah sendiri meskipun nyawa taruhannya.
| B2010002381 | 813 LAN k | Rak Karya Umum | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain